Jakarta – Badai krisis yang sedang dialami oleh perusahaan raksasa real estate Tiongkok, membuat mayoritas mata uang crypto menjadi rontok.

Dilansir Forbes, aksi jual aset kripto yang begitu masif dalam beberapa hari terakhir, disebabkan karena munculnya kekhawatiran bahwa The Evergrande Group gagal membayar utang, sehingga bisa berdampak pada pelemahan ekonomi Tiongkok.

Meski aset kripto sudah mulai rebound, namun masih membuat para investor waspada.

Di tengah ancaman badai krisis di Negeri Tirai Bambu dan masih tingginya volatilitas nilai aset kripto, perusahaan start up karya anak bangsa berorientasi global, Litedex.io justru optimistis dengan menghadirkan fitur Swap terdesentralisasi.

CEO Litedex.io, Andrew Suhalim mengatakan “Sebagai platform Decentralized Exchange, Litedex.io mengusung konsep dari blockchain, yaitu desentralisasi. Dengan mengadopsi sistem desentralisasi, maka transaksi perdagangan aset di litedex.io akan dikendalikan secara otomatis yang dijalankan oleh kontrak pintar (smart contract).”

Dengan kata lain, transaksi pertukaran aset kripto dipegang langsung oleh setiap user di wallet pribadi dan tidak melibatkan pihak ketiga dalam penyimpanan tersebut.

Skema desentralisasi ini menjadi sebuah opsi tambahan untuk pasar cypto di indonesia, yang lebih banyak menggunakan sistem sentralisasi.

Sebagai paltform decentralized exchanged litedex.io mengadopsi blockchain popular dunia, seperti Binance Smart Chain. Strategi ini akan membuat ekosistem pasar litedex.io akan semakin besar karena berorientasi global.