Jangan Keliru! Ini Perbedaan Coin dan Token Crypto

Renaldi Sigit

Perbedaan Koin dan Token

Perbedaan Koin dan Token Crypto – Berselancar di dunia crypto untuk pertama kalinya pasti akan terasa sulit dan cukup membingungkan, apalagi dengan istilah kripto yang banyak banget. Selain kata Bitcoin dan Blockchain, tentu saja masih banyak istilah di dunia kripto yang terlihat asing, karena istilah tersebut jarang sekali digunakan.

Terkadang ada pula istilah tertentu dalam dunia kripto yang biasa dipakai di dunia nyata, tetapi bisa saja sangat berbeda dalam hal fisik dan wujudnya, seperti koin dan token. Banyak orang menyebut coin adalah token, dan token adalah koin.

Padahal itu adalah dua hal yang berbeda, Mari kita simak pada artikel berikut ini

Apa itu Koin

Koin dalam aset kripto merujuk pada aset digital yang memiliki blockchain sendiri dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran atau penyimpanan nilai. Coin ini juga dikenal sebagai “altcoin” atau “cryptocurrency”.

Contoh koin yang terkenal diantaranya Bitcoin, Ethereum, Ripple, Litecoin dan masih banyak lagi. Setiap coin memiliki karakteristik dan kegunaan yang berbeda-beda, sehingga investor dapat memilih coin yang sesuai dengan tujuan investasi mereka.

Perlu diingat bahwa coin dalam aset kripto sangat fluktuatif dan nilainya dapat berubah dengan sangat cepat, sehingga investasi di dalamnya membutuhkan penelitian yang cermat dan pengelolaan risiko yang baik.

Karakteristik utama koin atau coin adalah:

  • Koin terikat pada public-open blockchain, artinya siapa pun diizinkan untuk bergabung dan berpartisipasi dalam jaringan tersebut.
  • Sebagai aset digital, koin dapat dikirim, diterima, dan ditambang.

Pelajari lagi mengenai apa itu kripto

Apa itu Token

Token pada aset kripto merujuk pada aset digital yang dibangun di atas blockchain yang sudah ada, seperti Ethereum, Binance Smart Chain, atau Solana dan memiliki fungsi atau kegunaan tertentu. Token ini sering digunakan sebagai cara untuk membiayai proyek blockchain melalui penjualan token dalam ICO (Initial Coin Offering) atau STO (Security Token Offering), dan dapat diperdagangkan di bursa kripto.

Token dalam aset kripto dapat memiliki berbagai fungsi, seperti sebagai token utilitas yang memberikan hak akses ke produk atau layanan tertentu, sebagai token keamanan yang memberikan hak kepemilikan atau klaim atas suatu aset atau pendapatan, atau sebagai stablecoin yang nilainya dikaitkan dengan mata uang fiat.

Beberapa contoh token dalam aset kripto termasuk ERC-20 (token standar untuk smart contract di Ethereum), Binance Coin (token Binance Exchange), Uniswap (token protokol DeFi), dan masih banyak lagi.

Penting untuk dicatat bahwa token dalam aset kripto juga dapat memiliki volatilitas dan risiko yang tinggi seperti coin kripto, sehingga perlu dilakukan penelitian yang cermat dan manajemen risiko yang baik sebelum berinvestasi.

Baca juga: Apa itu BNB

Jenis-Jenis Token

Ada beberapa jenis token yang dapat ditemukan dalam aset kripto, antara lain:

  • Utility Token : token ini memberikan akses atau hak penggunaan ke produk atau layanan dalam ekosistem blockchain tertentu. Contoh token utilitas adalah token Maker (MKR) yang digunakan untuk memperdagangkan stablecoin DAI di protokol MakerDAO.
  • Security Token : token ini memberikan pemilik token hak kepemilikan atau klaim atas suatu aset atau pendapatan. Token ini mirip dengan saham dalam bentuk digital. Contoh token keamanan adalah token SPiCE VC (SPICE) yang memberikan pemegang token hak atas keuntungan dari portofolio investasi venture capital.
  • Stablecoin: token yang nilainya stabil dan dikaitkan dengan mata uang fiat seperti dolar atau euro. Stablecoin digunakan sebagai alat tukar atau penyimpanan nilai dalam ekosistem blockchain. Contoh stablecoin adalah Tether (USDT), USDC, dan DAI.
  • Governance Token: token ini memberikan hak suara dalam keputusan penting yang berhubungan dengan pengembangan dan arah ekosistem blockchain tertentu. Contoh token governance adalah token AAVE (AAVE) yang memberikan hak suara dalam pengambilan keputusan dalam protokol AAVE.
  • Non-Fungible Token (NFT) : token ini unik dan tidak dapat dipertukarkan dengan token lain dengan nilai yang sama. Token non-fungible digunakan untuk mewakili aset digital yang unik seperti seni digital atau barang koleksi. Contoh token non-fungible adalah CryptoKitties (KITTIES) dan NBA Top Shot (NBA), pelajari apa itu NFT.

Jadi, Setiap jenis token memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan digunakan untuk tujuan yang berbeda pula dalam ekosistem blockchain. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan penelitian yang cermat sebelum berinvestasi dalam salah satu jenis token pada aset kripto.

Perbedaan Koin Dan Token

Perbedaan paling sederhana antara coin dan token adalah blockchain. Coin memiliki blockchain sendiri, sedangkan token tidak. Karena dibuat di dalam blockchain milik mata uang digital tertentu, maka kamu perlu untuk membayar biaya tertentu setiap kali melakukan transaksi dengan token.

Berikut adalah beberapa Perbedaan antara Koin Dan Token

Koin

  • Sebagian besar beroperasi pada blockchainnya dan memiliki protokolnya sendiri
  • Dapat digunakan sebagai sumber pembayaran atau transaksi
  • Koin kripto bekerja serupa dengan mata uang fiat
  • Untuk membuat atau menambah persebaran koin, dibutuhkan proses mining

Token

  • Token umumnya tidak beroperasi pada blockchain mereka sendiri
  • Digunakan sebagai alat pembayaran dan juga pelengkap dalam pembuatan perjanjian digital
  • Token umumnya merupakan aset digital yang dikeluarkan oleh proyek tertentu
  • Untuk membuat atau menambah persebaran token, dibutuhkan proses Initial Coin Offering (ICO)

Itulah perbedaan Koin dan Token dalam crypto, jadi jangan salah sebut lagi ya!

Baca juga

Tinggalkan komentar

Exit mobile version